Jumat, 05 Mei 2017

[myshittydiary] Manakala



 
Minggu kesekian, tanpanya.

Aku mulai membiasakan diri tanpa batas. Tanpa sebuah kerindukan yang dapat diucapkan. Aku harus terbiasa dengan sebuah sesak. Sebuah kerindukan yang tak diizinkan untuk terucap. Tak boleh memikirkannya, karena tak akan bisa menemuinya. Tak boleh menginginkannya, karena tak akan bisa memilikinya. Mungkin nanti, tidak sekarang. Dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.

Hanya perlu mengingat ingat bagaimana hidupku dahulu, tanpa dia. Kemudian lakukan hal yang sama. Kembali menjalani hidup tanpa ada namanya. Tanpa ada kerinduan. Tanpa ada rasa sesak, apalagi rasa ingin memilikinya.

Kala ingat, sujud hanya bisa jadi pelipur lara. Membisikkan namanya pada bumi, agar tersampaikan kepada langit. Kala langit meridhoi, ia kan sampaikan salam ini pada dia sang empunya nama. 

Ah, indah sekali. Andai setiap bisikanku tersampaikan olehnya. Manakala ia juga merindukan hal yang sama, maka terasa mudah bagiku. Maka terasa tanpa gundah hidupku. Maka terasa ringan bebanku. Maka terasa cepat penantianku.

Manakala...

Hanya, manakala...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar