Jumat, 30 Januari 2015

[poem] Tiga Hati




Harapan apa yang telah kubuat?

Telanjur merenda sejuta mimpi

Aku memang bukan orang yang kuat

Tapi aku pantas untuk dimiliki

Tak bisakah aku memilih?

Bersamamu terasa cukup

Tak bisakah aku memilih?

Mencintaimu sudah lebih dari cukup

Ya mungkin memang benar

Kita memang bertemu. Tapi tidak untuk bersatu.

Kita memang saling menyapa. Tapi tidak untuk bersama.

Kita memang bilang cinta. Tapi hanya sekedar dibibir saja.


Bukan karena kita munafik.

Atau coba hati ditampik.

Apalagi tidak saling tertarik

Ini hanya ilusi. bukan kisah yang otentik.



Bukan jarak yang memisahkan

Bukan juga waktu yang menyulitkan

Tidak ada yang salah dengan ini

Mungkin hanya ego yang harus diakhiri

Coba sampaikan doa lewat para merpati

Barangkali, kita memang hanya sedang diuji



Jika memang tidak bisa bersama

Untuk apa kita harus bertahan

Buang waktu dan habiskan sisa harapan

Bahkan hati ini sudah cukup lelah memendam

Kita tidak pernah saling menyakiti

Hanya saja terukir luka sendiri

Luka yang mungkin tidak dapat terobati

Dan memohon utuk segera diakhiri



Jika memang harus berakhir bahagia

Maka berakhirlah

Tapi tidak akan pernah ada akhir yang bahagia

Ini bukan sekedar drama atau telenovela

Ini realita. Ini nyata.

Kita mungkin saling percaya.

Tapi tidak untuk tuhanku, tuhanmu.



Ini hanyalah kisah cinta tak bertuan

Biarkan aku menari diatas matahari

Dan jangan biarkan aku kembali

Biarkan aku bernyanyi diatas bulan

Dan jangan biarkan aku pulang



Perbedaan agama memang jadi masalah besar.

Karena cinta beda agama bisa jadi cinta segitiga.

Antara aku, kamu dan Tuhan. 



***

haii, aku kembali dengan puisi yang gaje hehe. ini bukan curahan hati kok. cuma ingin mengapresiasikan sesuatu yang seperti cukup lama memendam di hati. bagaimana jika aku mendapatkan posisi seperti yang ada di puisi tersebut? akhir yang menyakitkan? entahlah. aku nggak akan pernah tahu sampai ini benar benar berakhir. hehehe. terima kasih sudah membaca. :)