ini bukan sebuah kisah yang sederhana. kisah yang entah dimana bermula. kisah yang entah dimana akan berakhir. kisah yang tak disengaja menginjak garis awalan. kisah yang tidak pernah tahu kapan ia menginjak garis akhir.
ini bukan kisah cinta yang bisa di logika. bukan kisah cinta seperti didalam drama.bukan kisah cinta yang tertulis di novel.bukan kisah cinta se simple itu. ini kisah cinta yang tidak masuk akal.kisah cinta yang tidak tahu bagaimana harus memulai dan tidak tahu bagaimana cara mengakhirinya.
aku sudah berjuang semampuku untuk melupakanmu. aku tahu itu mustahil untuk melupakan sebuah nama yang sudah banyak menuliskan namanya berulang kali dalam hidupku. aku tahu mustahil untuk melupakan seseorang yang sudah pernah menghabiskan hari harinya hanya bersamaku. seseorang yang perna berjuang untukku. namun, aku tetaplah seorang wanita yang lemah. wanita dengan ego nya sendiri. wanita yang tetap tidak mau terus terusan berkutat dengan masa lalu yang kelam. wanita yang ingin mencoba melupakan pria nya. sekalipun ia tahu bahwa itu tidak mungkin, tapi aku tetaplah wanita dengan sifat munafiknya.
suara itu. alunan musik jazz terdengar samar ditelinga. mencoba menerima dan mencerna apa yang baru saja ia dengar. itu tidak terdengar seperti musik yang biasa didengar. musik itu terdengar sedikit berbeda. sedikit lebih istimewa. suara itu. aku tetap terpaku pada suara itu. suara yang mencoba mengembalikan ku kedalam masa lalu yang bimbang dan tak berarah. suara yang mencoba menarikku kembali kedalam jurang masa lalu. suara yang tiba tiba membuatku kembali kedalam mimpi dan ditenggelamkan bersama angan dan kenangan yang mungkin tidak akan pernah kudapatkan kembali. aku mencoba untuk tetap berdiri dan tidak meratapi apa yang sedang terjadi. aku mencoba untuk tetap tegar meski aku akan tahu kenyataannya mungkin menyakitkan. tapi, siapa yang oeduli? ketika asa sakit itu mungkin saja justru bisa mengobati luka hati yang telah lama coba kututupi sendiri?
ia hanyalah seonggok tulang yang bernyawa. dengan kulit yang memucat pasi. dengan senyum yang menyembunyikan sebuah kedukaan. ia menggantungkan saxophone itu di lehernya. kemudian tersenyum dan memberikan hormatan kecil dengan membukan badan. disambut dengan riuhan tepuk tangan, dari ujung koridor aku menangis. seakan tak percaya. ya aku memang benar benar tak percaya. dia masih disini, mungkin tidak untukku. tapi aku cukup bahagia.
- to be continue~
suara itu. alunan musik jazz terdengar samar ditelinga. mencoba menerima dan mencerna apa yang baru saja ia dengar. itu tidak terdengar seperti musik yang biasa didengar. musik itu terdengar sedikit berbeda. sedikit lebih istimewa. suara itu. aku tetap terpaku pada suara itu. suara yang mencoba mengembalikan ku kedalam masa lalu yang bimbang dan tak berarah. suara yang mencoba menarikku kembali kedalam jurang masa lalu. suara yang tiba tiba membuatku kembali kedalam mimpi dan ditenggelamkan bersama angan dan kenangan yang mungkin tidak akan pernah kudapatkan kembali. aku mencoba untuk tetap berdiri dan tidak meratapi apa yang sedang terjadi. aku mencoba untuk tetap tegar meski aku akan tahu kenyataannya mungkin menyakitkan. tapi, siapa yang oeduli? ketika asa sakit itu mungkin saja justru bisa mengobati luka hati yang telah lama coba kututupi sendiri?
ia hanyalah seonggok tulang yang bernyawa. dengan kulit yang memucat pasi. dengan senyum yang menyembunyikan sebuah kedukaan. ia menggantungkan saxophone itu di lehernya. kemudian tersenyum dan memberikan hormatan kecil dengan membukan badan. disambut dengan riuhan tepuk tangan, dari ujung koridor aku menangis. seakan tak percaya. ya aku memang benar benar tak percaya. dia masih disini, mungkin tidak untukku. tapi aku cukup bahagia.
- to be continue~